Selasa, 23 Juni 2009

Profiles Boys Before Flowers

poster6

This is Korean Drama. It’s Korean F4

lmh4

  • Name: Lee Min Ho
  • Date of birth: June 22, 1987
  • Height: 186cm
  • Family: Father, Mother, Older sister
  • act as GOO JOON PYO. who likes JAN DI
    s_boys_before_flowers015

    • Name: 구혜선 / Koo Hye Sun (Gu Hye Seon)
    • Profession: Actress
    • Birthdate: 1984-Nov-09
    • Birthplace: Seoul, South Korea
    • Height: 163cm
    • Weight: 42kg
    • Star sign: Scorpio
    • Blood type: A
    • Talent agency: YG Entertainment

    act as GEUM JAN DI

    20090226_hyunjoong_605

    • Name: 김현중 / Kim Hyun Joong (Gim Hyeon Jung)
    • Profession: Actor, singer
    • Birthdate: 1986-Jun-6
    • Birthplace: Seoul, South Korea
    • Height: 180cm
    • Weight: 68kg
    • Blood type: B
    • Star sign: Gemini
    • He is the leader and eldest member of the Korean group SS501

    act as YOON JI HOO
    kb4

    • Name: 김범 / Kim Bum
    • Real Name: 김상범 / Kim Sang Bum
    • Profession: Actor
    • Birthdate: 1989-Jul-07
    • Height: 181cm
    • Weight: 63kg
    • Star sign: Cancer

    act as SO YI JUNG

    kim-joon

    • Name: 김준 / Kim Joon (Kim Jun)
    • Real name: 김형준 / Kim Hyung Joon (Kim Hyeong Jun)
    • Profession: Singer and actor
    • Birthdate: 1985-Feb-03
    • Height: 183cm
    • Weight: 64kg
    • Star sign: Aquarius
    • Blood type: O
    • Kpop group: T-MAX

    act as SONG WOO BIN

    boys-over-flower

    Love it!!!! ^^

    Kamis, 11 Juni 2009

    momentum

    Senangnya hatiku karena ternyata sekolahku telah memenangkan lomba LKS tingkat Nasional .
    Pemenangnya adalah kakak kelasku dari kelas 11 TGM yaitu Achmad Nur Silmi yang memenangkan hadiah penyuluhan sebesar 15 JUTA WAAH lumayan banget ya ,

    huh kalau saja aku mempunya kemampuan seperti itu tapi aku yakin kalau aku pasti mempunyai bakat dibidang yang lain

    Selasa, 09 Juni 2009

    Sejarah RPL / software engineering

    Sejarah RPL / software engineering

    RPL yang berarti Rekayasa Perangkat Lunak ini telah berkembang sejak pertama kali diciptakan pada tahun 1940-an hingga kini. Fokus utama pengembangannya adalah untuk mengembangkan praktek dan teknologi untuk meningkatkan produktivitas para praktisi pengembang perangkat lunak dan kualitas aplikasi yang dapat digunakan oleh pemakai.

    Istilah software engineering digunakan pertama kali pada akhir 1950-an dan awal 1960-an. Saat itu, masih terdapat debat tajam mengenai aspek engineering dari pengembangan perangkat lunak.

    Pada tahun 1968 dan 1969, komite sains NATO mensponsori dua konferensi tentang rekayasa perangkat lunak, yang memberikan dampak kuat terhadap perkembangan rekayasa perangkat lunak. Banyak yang menganggap bahwa dua konferensi inilah yang menandai awal resmi profesi rekayasa perangkat lunak.

    Pada tahun 1960-an hingga 1980-an, banyak masalah yang ditemukan para praktisi pengembangan perangkat lunak. Banyak projek yang gagal, hingga masa ini disebut sebagai krisis perangkat lunak. Kasus kegagalan pengembangan perangkat lunak terjadi mulai dari projek yang melebihi anggaran, hingga kasus yang mengakibatkan kerusakan fisik dan kematian. Salah satu kasus yang terkenal antara lain meledaknya roket Ariane akibat kegagalan perangkat lunak.


    Selama bertahun-tahun, para peneliti memfokuskan usahanya untuk menemukan teknik jitu untuk memecahkan masalah krisis perangkat lunak.

    Berbagai teknik, metode, alat, proses diciptakan dan diklaim sebagai senjata pamungkas untuk memecahkan kasus ini. Mulai dari pemrograman terstruktur, pemrograman berorientasi object, perangkat pembantu pengembangan perangkat lunak (CASE tools), berbagai standar, UML hingga metode formal diagung-agungkan sebagai senjata pamungkas untuk menghasilkan software yang benar, sesuai anggaran dan tepat waktu.

    Pada tahun 1987, Fred Brooks menulis artikel No Silver Bullet, yang berproposisi bahwa tidak ada satu teknologi atau praktek yang sanggup mencapai 10 kali lipat perbaikan dalam produktivitas pengembangan perangkat lunak dalam tempo 10 tahun.

    Sebagian berpendapat, no silver bullet berarti profesi rekayasa perangkat lunak dianggap telah gagal. Namun sebagian yang lain justru beranggapan, hal ini menandakan bahwa bidang profesi rekayasa perangkat lunak telah cukup matang, karena dalam bidang profesi lainnya pun, tidak ada teknik pamungkas yang dapat digunakan dalam berbagai kondisi.